Ratna Agustina |
"Saat ini jumlah sepeda motor sudah mencapai jutaan. Polusi udara dari kendaraan bermotor meningkat pesat. Untuk itu diperlukan pengendalian emisi gas buang kendaraan. Atas hal itu kami membuat knalpot ramah lingkungan," kata Ratna Agustina, pelajar kelas II SMAN 2 Bandarlampung, di arena ISPO 2011, Kamis (24/2).
Ratna menjelaskan, knalpot tersebut dibuat ramah lingkungan dengan katalitik konventor sederhana dari batu zeolit.
Gamblangnya, knalpot tersebut menggunakan saringan di dalamnya. Saringan itu bisa berupa kipas dan pipa besi yang disesuaikan dengan ukuran knalpot. Namun, disarankan saringan yang digunakan adalah besi panjang berlubang. Hal itu untuk memudahkan dalam membersihkannya.
Pipa besi maupun kipas itu dilubangi kecil-kecil secara teratur atau antarlubang memiliki jarak tertentu. Kemudian siapkan batu zeolit seukuran lubang kecil di besi panjang itu. Batu zeolit itu ditempelkan dengan lem besi pada lubang-lubang tersebut, kemudian pipa dimasukkan ke dalam knalpot.
Batu zeolit dipilih karena dapat menyerap gas buang kendaraan. Batu zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi dengan unsur utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori yang dapat diisi oleh molekul air.
"Batu zeolit itu dapat mereduksi gas buang CO hingga mencapai 50-60 persen atau mengubah polutan yang berbahaya menjadi tidak berbahaya. Kalau tidak percaya dapat dites dengan kertas HVS. Knalpot yang tidak pakai batu zeolit banyak karbonnya di kertas HVS," ujarnya.
Memperoleh batu zeolit cukup mudah. Batu ini dapat dibeli di toko akuarium. Harganya Rp 5.000 per kilogram.
Menurut Ratna, ide pembuatan knalpot itu berawal dari isu global warming. Dia bersama Niken Dwi Larasati meminta pendapat kepada kakak kelasnya. Akhirnya ide knalpot ramah lingkungan itu muncul dengan menggunakan batu zeolit karena Lampung merupakan penghasil batu zeolit.
Guru Pembina Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 2 Bandarlampung, Siti Nursiah, berharap pemerintah mengembangkan katalitik konventer ini secara massal serta menyosialisasikannya kepada pabrik motor di Indonesia.
"Pada tahun 2011 sudah ada pabrik motor yang menggunakan knalpot yang ramah lingkungan. Penelitian murid kami ini perlu dikembangkan," ujarnya.
from : http://www.kaskus.us/showpost.php?p=375739441&postcount=1
source : http://www.wartakota.co.id/detil/berita/40294/Inilah-Knalpot-Ramah-Lingkungan