Saturday, September 11, 2010

Ngeriii Hantu Nyekik Polisi

Tawur atau melempar uang di Jembatan Sewo, di ujung Subang, Jawa Barat, dipercaya sebagian masyarakat setempat diperuntukkan bagi keselamatan para pengguna jalan yang melewati jembatan tersebut. Jembatan itu merupakan penghubung Subang dan Indramayu.

Percaya atau tidak, sebagian pengguna jalan meyakini mistik tersebut dengan melempar uang dari kendaraan mereka saat melewati jembatan berkerangka baja itu. Alhasil, uang receh Rp 500 hingga lembaran Rp 10.000 menjadi sasaran empuk bagi masyarakat yang menanti di tepi jembatan.


Jembatan Sewo

"Saya yang tua, paling banyak dapat Rp 15.000," ujar seorang pengais tawur, Sukardi (65), saat ditemui di Jembatan Sewo, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/9/2010).

Sebagian warga yang mengumpulkan pundi-pundi rezeki dari jalanan ini hanya bermodal pakaian kumal dan topi, dengan senjata utamanya galah beronce daun.

Mereka tak takut berjalan ke tengah jalan untuk memungut dengan tangan saat melihat kilauan uang receh. Dengan langkah cepat, beradu cepat memungutnya. Padahal, laju kendaraan yang melewati jembatan itu terbilang kencang.

Entah disulut keberanian atau tindakan bodoh menghampiri mautnya, tawur ini telah ada sejak tahun 1900-an.

Menurut warga asli dan juga sebagai sesepuh di daerah itu, H Nasori (64), sebenarnya aparat desa setempat pernah melarang dan menangkapi warga yang membahayakan diri sendiri dan juga pengguna jembatan itu pada 1996. Kala itu, penangkapan itu justru diduga dikomersialkan oknum aparat desa dan petugas kepolisian setempat.

Namun, warga yang mengais tawur itu tak kapok. Mereka kembali lagi dan makin banyak jika arus mudik dan balik Lebaran tiba.

Nasori mengungkapkan, pernah ada seorang petugas kepolisian yang melarang secara kasar kepada warga yang tengah mengais tawur ini. Tiga hari kemudian, polisi itu didatangi dan dicekik penunggu jembatan Sewo, yang disebut-sebut makhluk gaib itu.

Warga setempat percaya bahwa penunggu Jembatan Sewo murka dengan tindakan polisi itu sehingga dia dicekik.

"Yang melarang itu, tiga hari kemudian dicekik penunggu jembatan ini," ujar Nasori dengan nada meyakinkan.

Nasori menambahkan, kejadian aneh bin ajaib ini juga sempat terjadi kala seorang anak kecil yang mengais tawur ditabrak bus besar. Anehnya, anak itu tak terluka sedikit pun. "Saya enggak tahu siapa yang menyelamatkan anak itu," ungkapnya.

Pantauan Tribunnews.com, sebuah pos polisi berdiri tegak di samping Jembatan Sewo. Bukannya mengatur lalu lintas atau melarang aksi nekat pengais tawur itu, lima petugas yang ada di pospol itu justru asyik dengan kegiatan masing-masing.

Tampak seorang polisi tengah sibuk mencukur kumis dan jenggotnya di spion sepeda motor. Bahkan, ada dua polisi yang dengan serius memainkan bidak caturnya. Untung saja, masih ada seorang petugas yang memang mengawasi arus lalu lintas.

Nasori menambahkan, aksi pengais tawur ini sering mengakibatkan kecelakaan di jembatan itu. Bahkan, saat kami mewawancarainya, seorang pemudik sepeda motor tertabrak bus dari belakang karena ada gerombolan pengais tawur yang nekat ke tengah jalan berebut uang.

Melihat ada kecelakaan itu, petugas pengayom masyarakat itu tak sigap. Mereka masih asyik dengan kegiatannya masing-masing.

Kelima petugas kepolisian itu langsung kelimpungan saat mengetahui Kapolres Indramayu mendatangi pospol mereka dengan keadaan tak siap. Aksi kelimpungan itu hanya sesaat karena selesai Kapolres sidak, dua petugas berseragam coklat itu kembali melanjutkan permainan catur mereka.
Disqus Comments