Sunday, April 3, 2011

Tidur di Kasur Pasir diyakini menyehatkan Oleh Warga Sumenep

Bagi sebagian warga di tiga desa pesisir utara Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, tidur beralas pasir sudah menjadi budaya. Jadi jangan heran bila di kamar warga terlihat hamparan pasir daripada kasur yang empuk.


Pasir yang dijadikan kasur itu, ditempatkan di pojok kamar tidur ataupun di kamar tamu
sebagai tempat istirahat sekeluarga.

Mereka itu bukan tergolong orang yang tidak mampu membeli kasur kapas ataupun
springbed. Di dalam rumah mewah dan bertingkat serta lengkap dengan perabot rumah
tangga berkualitas pun tetap beralaskan pasir untuk istirahat.

Pasir yang digunakan merupakan pasir laut yang diambil dari pantai pesisir setempat
melalui proses penyaringan dan telah suci. Pasirnya tidak lengket di badan itu dianggap
mempunyai keistimewaan tersendiri, dan diyakini mampu mengobati sakit rematik.

Tidak hanya itu, dalam perkembangannya, pasir itu juga sebagai pengganti minyak goreng. Kacang-kacangan yang biasa dikonsumsi, kini digoreng dengan menggunakan pasir berhasiat tersebut.

Bahkan, mereka mempunyai kepercayaan bagi ibu yang lahir di kasur pasir, bayinya akan
lebih sehat dibanding lahir di tempat tempat tidur yang ada di rumah sakit maupun di 
bidan desa.

Pasir berwarna putih halus tersebut, juga dijadikan pupuk untuk tanaman bonsai cemara
udang yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Tanpa pasir, pohon cemara yang sudah kondang diseluruh Nusantara ini tidak akan hidup normal.

Baijuri (38), warga Desa Dapenda, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, mengatakan,
kebiasaan warga tidur di pasir sudah dilakukan turun-temurun khsususnya warga Desa
Dapenda, Legung Barat dan Desa Legung Timur.

"Tidur di kasur pasir mampu menyembuhkan penyakit tulang seperti rematik. Bahkan, untuk penyakit gatal-gatal juga bisa disembuhkan dengan cara pasir digosok-gosokan," terang Baijuri dalam bincang-bincang dengan detiksurabaya.com, di rumahnya, Desa Dapenda, Minggu (3/4/2011).

Meski diakui belum ada penelitian khusus soal pasir yang ada di pesisir utara pantai
utara Batang-Batang, namun, mayoritas warga tidak ada yang mengalami gangguan sakit tulang seperti rematik.

Bahkan, warga yang dari luar daerah yang menjadi penduduk pesisir utara ikut merasakan nikmatnya tidur di kasur pasir tersebut. "Kalau musim hujan tidak terasa dingin, terasa hangat. Kalau musim kemarau justru terasa dingin. Sehingga tubuh kita selalu terasa fresh," urainya.

Salah seorang dokter di Sumenep yang telah merasakan kehangatan pasir tersebut mengakui kehangatannya.

"Pasir itu memang terasa hangat dan enak rasanya di tubuh," terang Direktur RSD Dr Moh Anwar Kabupaten Sumenep, Dr Susianto pada detiksurabaya.com.

Ia menilai, pasir tersebut tidak kalah hangat dengan alat penghangat tubuh buatan luar
negeri yang saat ini gencar dipasarkan. Secara medis, memang akan menimbulkan efek
positif ke kesehatan tubuh.

"Karena efek hangat itu, maka peredaran darah dalam tubuh akan lancar. Bila peredaran
darah bagus, otomatis berdampak positif pada kesehatan tubuh," urainya.

Bahkan, ia mengusulkan ada penelitian ilmiah dari lembaga berkompeten, sehingga nilai
kandungan pasir itu diketahui. "Bisa jadi, pasir itu mengandung melekul-melekul yang
bisa menghangatkan tubuh bagi penggunanya," katanya.

Lebih dari itu, pasir tersebut bisa dikemas dengan secara tegnologi tinggi, sehingga
bisa digunakan halayak. "Kalau pasir itu dikemas dengan menggunakan teknologi, sangat
mungkin digunakan banyak orang," pungkasnya.

Detik.Com
Disqus Comments