Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mengingatkan perlunya sistem yang jelas agar lima paket soal UN tidak tertukar yang nantinya akan merugikan. peserta UN.
Fasli Jalal (Wakil Menteri Pendidikan) menilai kelima paket soat tersebut tidak perlu dirisaukan karena hasil UN juga bukn satu-satunya penentu kelulusan murid. Berbeda dengan tahun lalu, kali ini kelulusan murid ditentukan dari hasil UN , nilai rapot, dan UAS.
"Perbandingan 60-40 persen. Dari kombinasi itu kalau siswa melewati nilai 5,5 maka dinyatakan lulus," ujar Faisal.
Secara umum progam UN tidak sesuai rencana kerja sekolah. Sistem UN yang baru , kata Sulistyo, belum dipahami sekolah karena pemerintah tidak pernah meminta masukan dari sekolah.
"Sekolah sering dibuat pusing karena perubahan yang mendadak tanpa sosialaisasi dan kejelasan k0onsep." ujar Sulistyo.
Ketua Komisi X DPR Mahyuddin menegaskan , keputusan pelaksaan UN sudah jelas dan final. Kini yang terpenting adalah pengawasan UN yang diperketat.